Negatif dan positif Pencitraan (Sabrang Mowo Damar Panuluh)
Kita
mulai dengan sebuah contoh, ketika kita diundang ke sebuah pesta
pernikahan, sudah pasti kita akan
datang dengan penampilan yang rapih dan sopan, dan apakah itu termasuk sebuah
pencitraan?. Pencitraan untuk menunjukan kamu ganteng/cantik atau pencitraan
untuk menghormati orang yang mengundang?. Pasti untuk menghormati tuan rumah.. Jadi pencitraan
bisa menjadi hal yang positif juga. Garis besarnya adalah, macak atau
pencitraan itu untuk dirimu sendiri atau untuk memanifulasi orang lain?.
Ketika kita melihat atau bersentuhan dengan sesuatu hal, kita tidak punya cukup banyak
waktu dalam hidup untuk meneliti yang sebenernya orang itu seperti apa, atau
barang itu seperti apa. Yang masuk
kepada kita adalah impresinya . Karena kita bersentuhan dengan banyak hal
cuman sekejap-sekejap-sekejap dan yang kita tangkap adalah impresi.
Dalam
dunia modern banyak yang terjadi dalam hidup, kita banyak nonton TV, iklan,
media social dan seterusnya, kita hanya
selintas untuk melihat orang lain atau suatu hal, kemudian kita sudah menaruh judgement atau pendapat terhadap orang atau hal tersebut baik atau tidak dengan begitu
mudahnya. Dan efeknya banyak dari kita menggunakan sebuah impresi tersebut
untuk mengiring pikiran orang lain membuat pendapat tertentu terhadap
diri kita. Tidak selalu harus macak gagah,
macak jadi korban juga banyak. Strategi dalam politik misalnya, kampanye,baliho,
reklame, pidato dll. Tidak selalu harus macak gagah, kadang-kadang macak
menjadi korban juga banyak. Macak menjadi korban memposisikan diri dipikiran orang lain agar
orang lain memberikan empati kepadanya. Efeknya ketika kamu macak untuk memanipulasi orang lain pasti capek
hidup, karena kamu akan
perpura-pura seumur hidup. Kamu tidak
menjadi diri kamu sendiri.
Ada
sebuah teory mengatakan begini, “ketika
anda sudah menerima dirimu apa adanya, termasuk semua kesalahanmu, semua
kekuranganmu, kamu menyadari bahwa itulah yang menjadikanmu dewasa sekarang.
Kamu sudah menghargai ilmunya, kamu sudah menghargai kesalahannya, kamu sudah meminta ampun dengan apapun, positif dan
negative dalam dirimu sudah diterima, maka tidak ada lagi kelemahan didalam
dirimu untuk diserang orang lain.”
Seseorang
yang perlu macak untuk orang lain adalah seseorang yang belum menerima dirinya sendiri, sehingga ia
perlu membuat image impian agar orang
lain memberikan kesan tertentu terhadap
dirinya . Dia memakai “topeng” didepan orang lain untuk menutupi dirinya yang sebenernya.
Macak
adalah salah satu sudut pandang dimana kita bisa menggali diri kita sendiri
apakah kita sudah waspada dengan diri kita sendiri, apakah kita melakukan sesuatu
itu untuk memanipulasi orang lain atau untuk menunjukan bahwa inilah kamu yang
sebenarnya.
Sebagai
contoh, ada sebuah cerita seorang yang sehari-harinya berpakaian sederhana,
tapi ketika menemui tamu memakai pakaian kebesaran seperti raja, seperti sodagar, kenapa? karena
dia tahu apa yang sedang dia hadapi, macaknya adalah untuk sebuah tujuan, untuk
sebuah skema yang lebih besar. Padahal sebenernya tukang kebun. Kurang lebih
seperti.
Contoh
lain,
Mungkin
kita pernah mengalami ketika kita merasa tidak PD, kemudian kita PD-PD in agar
kita PD, itu adalah metodelogi, itu bukan ingin memanipulasi orang lain, tapi
sedang berusaha untuk menumbuhkan diri dengan metodelogi caranya dengan macak.
Jadi
macak tidak hanya bisa dipotret dari satu sudut pandang, banyak sudut pandang,
banyak cara pandang, banyak resolusi
pandang, dan banyak jarak pandang.
Ketika
Macak atau pencitraan sudah digunakan untuk memanipulasi orang lain itu yang
berbahaya, tapi kalau macak untuk dirimu sendiri itu bisa menjadi sangat positif manfaatnya.
Dalam
kenyataan macak adalah salah satu cara komunikasi yang paling efektif, menurut
saya. Begitu mudah kita terpengaruh dengan iklan-iklan
yang kita lihat, betapa budaya macak sangat mendarah daging dengan kita.
Untuk menghilangkan atau mengurangi efek pencitraan kita harus menjadi orang
yang tidak mudah terpengaruh pada pencitraan orang lain. Jadi kalau mau memulai
untuk menghilangkan macak mulai dari diri sendiri, nomor satu kita pastikan
bahwa kita macak untuk diri kita sendiri bukan untuk memanipulasi orang lain.
Nomor dua, jangan terpengaruh dengan pacakan (pencitraan) yang dibuat orang
lain.
Menurut
saya yang penting kita waspada dan
hati-hati, apakah kita memanipulasi orang lain atau tidak dengang pacakan kita,
Karena tidak ada bedanya berbohong dengan macak kalau tujuannya sama-sama
untuk memanipulasi orang.
Oleh Sabrang Mowo Damar Panuluh
https://youtu.be/eFBXOLMITZk
Oleh Sabrang Mowo Damar Panuluh
https://youtu.be/eFBXOLMITZk
Komentar
Posting Komentar