Tidak Semenakutkan Itu

Tidak Semenakutkan Itu

Bagaimana mungkin aku akan tenang?
Ketika ketenanganku terletak padamu
Bagaimana mungkin aku bisa damai?
Ketika kedamaian itu turut serta bersama hadirmu
Bagaimana mungkin aku bisa tersenyum?
Ketika keindahan itu adalah kebersamaan denganmu
Bagaimana mungkin aku bisa menunggu?
Sedang aku tak pernah mau sendiri tanpamu

Apa jadinya aku?
Tanpa dirimu.
Bagaimana hari-hari yang akan aku lalui?
Bagaimana mungkin satu menit adalah 60 detik?
Tanpa hadirmu, satu menit lebih dari itu
Tanpa hadirmu, kedamaian hanya angin yang berhembus lalu pergi
Tanpa hadirmu, ketenangan hanya sejarak jejak kaki dipantai, lalu hilang digulung ombak.
Tanpa hadirmu, senyuman hanya memiliki satu arti "baik" meski tidak benar-benar baik

Aku menunggumu, mengharap tentang hadirmu.

Tanya ramai berdatangan "kapan?"

Aku menghela nafas...

Kuhempaskan diri dalam sujud diujung sajadah malam

Aku disini menunggumu...
Kudoakan kebaikan dan keselamatan atas dirimu
Aku disini menunggumu...
Setiap detik dalam hari-hari yang kulalui, kuingatkan diri kepada illahi
Aku disini menunggumu...
Terus belajar untuk memantaskan diri
Aku disini menunggumu...
Dengan doktrin dikepalaku bahwa,
"Setiap tulang rusuk akan dikembalikan kepada pemiliknya."

Aku disini menunggumu, bahwa menunggumu tak semenakutkan itu.

--Laela Ns--
Bekasi, 4 September 2017


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Doa Sehelai Daun Kering

Wirid Mohon Ampun

Menyorong Rembulan Karya Emha Ainun Nadjib