Pilihan untuk tidak marah

Setiap orang memiliki asumsi-asumsi pribadi terhadap orang lain atau terhadap sesuatu hal. Juga dirimu kepada diriku, dan atau sebaliknya. Itu sah-sah saja, ini bukan tentang benar atau salahmya asumsi-asumsi tersebut tapi tentang bermanfaat atau tidaknya asumsi tersebut bagi diri kita, bagi cara berpikir kita, cara pandang kita terhadap orang atau benda tersebut. Jangan sampai asumsi-asumsi pribadi menutup kebenaran-kebenaran atau kebaikan-kebaikan dan bahkan keindahan-keindahan diluarsana yang belum kita ketahui.
Pun seandainya kamu marah, silakan. Itu hak kamu sepenuhnya, aku tidak memiliki urusan apa-apa dengan itu.
Tapi tenang, seberapapun kamu marah kepadaku aku akan tetap memilih untuk tidak marah-balik-kepadamu.
Tentunya saya tidak boleh marah, dan sudah pasti saya memiliki pilihan untuk tidak marah. Tidak mungkin saya menyalahkan pribadinya, karena menurut saya yang salah disini adalah cara berpikirnya, cara pengambilan keputusannya. Harusnya kita tahu kepada siapa kita harus berbicara dan kepada siapa kita harus tidak berbicara. Kepada siapa kita harus bertanya dan kepada siapa kita harus tidak bertanya.
Maafkan aku jika aku salah.

Laela ns



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dibalik Kehilangan

Negatif dan positif Pencitraan (Sabrang Mowo Damar Panuluh)

Aku bertanya : Kenapa Seseorang Bisa Membenci Seseorang Yang Lainnya?